Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

3 November 2012

Review 23 Episentrum





Novel karya Adenita, 23 episentrum  merupakan sebuah novel perjalanan mata, hari dan hati, yang didalamnya kita bisa melihat perjuangan Matari, Awan, dan Prama dalam mencari arti kebahagian yang sebenarnya. Selepas lulus kuliah nanti apakah kita ingin mengejar impian atau mengejar kemapanan. Apakah mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion kita? atau bekerja hanya karena uang?

Sebelumnya saya akan perkenalkan dulu,  3 tokoh utama dalam 23 episentrum ini.

TARI. Seorang sarjana komunikasi salah satu universitas di Bandung. Bercita-cita menjadi news anchor. 2 minggu sesudah wisuda ia memasuki dunia kerja, ia diterima di salah satu stasiun TV Berita sebagai reporter BUKAN sebagai news anchor , ia  menerima bekerja  sebagai reporter dengan tujuannya utamanya hanya untuk melunasi hutang kuliahnya yang ia pinjam sana sini dari teman-temannya untuk membantu biaya perkuliahannya. Ya, gelar Sarjana yang ia sandang saat ini masih berhutang. Gelar sarjana seharga 55 juta yang harus ia lunasi.  Ia ingin melunasi hutang-hutangnya dalam waktu 3 tahun agar ia bisa melanjutkan impiannya ……..

AWAN.  Seorang Treasury Finance di sebuah Bank. Lulusan  jurusan Matematika salah satu Institut ternama di Kota Bandung. Dimana banyak perusahaan melirik lulusan kampus tersebut.  Meski keren dan bergengsi, cita-citanya memang bukan itu. Impiannya adalah …………….. Memiliki hobi menulis dan ngeblog. Hampir 3 tahun Awan menjalani hidup yang tidak sesuai dengan passion-nya. Karena bagi ibu nya bekerja itu harus berkemeja, bercelana pantolan, berdasi dan bersepatu pantofel, serta bergaji bulanan rutin.

PRAMA. Mapan, tampan dan kaya . Seorang sarjana teknik perminyakan yang lulus tepat waktu dan langsung dilamar oleh perusahaan minyak Prancis, T&T sebagai Reservoir Engineering dan berstatus International mobile employee. Disekolahkan S-2  oleh perusahaannya ke Prancis dengan Gaji awal 4.500 dolar / bulan. Namun semua yang sudah dicapainya itu tidak membuatnya bahagia. Refleksi kariernya memang bukan pada uang, tapi pada ketenangan serta kebahagian hati. Sudah 3 tahun kebahagian itu belum datang dalam wujud yang diinginkan. Sebuah kebahagian yang dinamainya ………..

Yap, itulah penggalan cerita novel 23 Episentrum, novel yang mengajarkan saya bahwa bekerjalah karena keinginan hati kita. Karena gak semua orang juga bisa memilih pekerjaan, yang ada malah mereka terpaksa melakukan itu. Kita nakhoda dalam hidup kita.  Orang lain nggak bertanggung jawab atas semua yang udah terjadi dikemudian hari, mereka cuma bisa berkomentar dan terus berkomentar tentang hidup kita. Ini hidup kita. Kita berhak untuk menentukan langkahnya. Keputusan sudah menjadi pertimbangan.


Berbicara mengenai passion Dalam novel 23 episentrum ini dijelaskan juga setiap orang akan menapaki 3 tahapan perjalanan karir:

Yang pertama disebut Discovery Phase, ini adalah tahap pencarian jalur karier yang sesuai dengan latar belakang dan karakter seseorang. Fresh Graduate biasanya masuk ke tahap ini. Ada proses pencarian, pengenalan kemampuan, dan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Bisa jadi ditemukan perbedaan realitas yang dibayangkan di masa sekolah dengan dunia kerja yang sesungguhnya.

Yang kedua adalah Consolidation Phase, ini adalah masa seseorang sudah mampu bersikap realistis. Tahu bahwa untuk mencapai tujuan tertentu, harus melalui jalan berliku untuk mencapainya. Sebagian orang ada yang mengalaminya lebih awal dan ada juga yang terlambat.

Yang ketiga adalah Maturity Phase, masa akhir perjalanan karir. Biasanya setelah melalui masa 1 dan 2 tadi maka di masa kini akan terkumpul pengalaman dan pengetahuan di bidang karier tertentu.



Singkat cerita dalam novel ini diceritakan bahwa Awan adalah sahabat dari Tari dan Prama, namun Tari dan Prama tidak saling kenal. Tari meminta bantuan Awan sebagai konsultan keuangannya untuk mengatur keuangannya dalam membayar hutang. Tari hampir putus asa ketika segala upaya dia lakukan untuk melunasi hutang-hutangnya tersebut tidak kunjung juga selesai, karena gajinya yang hanya 2,5 juta/bulan tak cukup untuk segera melunasi hutang-hutangnya. Akhirnya Tari berbisnis daster dengan bantuan Opik (salah satu OB) di kantornya untuk membantunya berjualan. Dan  Tari pun berhasil mencapai prestasi yang luar biasa di pekerjaannya sebagai reporter. Ketika dia berhasil membuat liputan mantan orang nomor satu di Indonesia, yaitu Presiden Indonesia kedua yang saat itu dirawat di RSPP. Tidak semua reporter dan stasiun Tv berita berhasil mendapatkan gambar mantan Presiden kedua di Indonesia tersebut, hanya 4 reporter yang berhasil mendapat liputan tersebut dan Tari berhasil mendapatkannya. Semua stasiun Tv membeli hak liputannya. Perdetiknya 3000 dolar X 75 detik. bisnis daster yang Tari geluti pun berjalan lancar karena ada seseorang yang memesan sebanyak 200 kodi, dan itu sangat membantu Tari melunasi hutang gelar sarjananya.

Awan. Setelah 3 tahun menunggu akhirnya ia memutuskan untuk resign dari Bank tempat ia bekerja. Ketika ditanya oleh HRD kantornya:
“apa kamu bosan kerja disini?”

“saya bosan bukan karena kantornya, tapi saya bosan karena bidang ini bukan passion saya. Saya mau kerja sesuai dengan bidang yang saya sukai”

Awan menyesal telah menuruti kehendak ibunya begitu saja tanpa mampu beragumen.  Setelah jujur kepada ibunya apa yang sebenarnya menjadi passion-nya, ibu awan tidak mengeraskan hatinya lagi, ia ingin anaknya bekerja dengan hatinya bukan karena paksaan. “Lakukan sesuatu dengan hati dan bertanggung jawablah Nak …”

Tujuh tahun rasanya waktu yg cukup untuk menyimpan semua ini, kali ini, ia ingin benar-benar mengembuskan nyawa untuk semua ide yang tersimpan dalam foldernya … episentrum. Sebuah folder yang didalamnya tersimpan rapi semua tulisan yang sudah disusunnya sejak bangku kuliah dulu. Ya, awan ingin menjadi penulis. Penulis skenario film tepatnya, ia senang menjadi tukang cerita bukan duduk diam di Bank, menjadi penulis yang akhirnya berhasil membawa drinya ke Rotterdam untuk mengikuti festival film internasional. Naskah yang awan buat masuk dalam 10 besar international short movie competition.

Berbeda cerita dengan Prama, akhirnya ia melakukan perjalanan Hati, perjalanan yang ia lakukan untuk merasakan kembali rasa yang selama ini telah hilang. Dalam perjalanan hati nya itulah ia bertemu dengan Tari. Sosok wanita yang berhasil membuatnya merasakan rasa yang telah lama hilang itu. Dalam perjalanan hatinya  Prama  memberikan uang Rp 5.000.000 sebanyak 6 amplop kepada Awan sahabatnya untuk diberikan kepada siapapun yang membutuhkan. tidak ada maksud apa-apa Prama melakukan hal tersebut dia hanya ingin berbagi atas apa yang telah ia capai selama ini. Akhirnya uang itu pun diberikan oleh Awan kepada Tari. untuk melunasi hutang gelar sarjananya tersebut. dan Prama jugalah yang membeli dagangan daster Tari sebanyak 200 kodi tadi.

berikut ini kata-kata terbaik yang saya ambil dari novel 23 Episentrum:

Hidupkan impian orang lain. Tularkan energi. Memberi dengan kualitas

Fase stlah lulus kuliah spti mnjdi tonggak sejarah yg pnting dlm perjalanan hdup stiap orang. Mncari pkerjaan yg pas,spti halnya mencari jodoh,apalg mencri pkrjaan/karier yg brhbungan am passion kadangkala mnjdi bhn trtawaan org lain

Semua orang punya caranya sendiri untuk memenangkan impiannya. Semua orang punya cerita sendiri dlm mraih impiannya

Mengajar itu 'kan prinsipnya berbagi. Apapun it namanya, ilmu, pengetahuan,nasihat, informasi. BAGI .. Sebarluaskan.

Melakukan kebaikan itu perlu kreativitas. Hanya cara2 yg unik dan bermodal ketulusan yg akan diingat 

Kalau terus mikirin minim pengalaman, maka tidak akan pernah ada kata pertama kali ... Pertama kali mencoba.
Seni mendengar itu sebenarnya jauh lebih sulit dari seni berbicara. Mendengar menjadi modal awal kita utk menemukan solusi dr permasalahan, dan membuat orang lain merasa dihargai

eksplorasi diri,cari tau apa kerjaan yang paling bikin kita seneng.setelah yakin, baru tekuni sampai benar-benar jadi profesi hidup kita.

Kalau nggak mau melewati jalan curam dalam sebuah pekerjaan, jangan pernah memulainya

Itulah kebaikan. Lo ngak pnh tau kan,kbaikan yg lo dpt hari ini adalag. Balasan dari perbuatan baik lo yg mana...

jadi yang terbaik emang susah kali...... perlu waktu yang lama

semua orang melakukan pilihan hidupnya dengan kalimat terbaik menurut versi mereka sendiri

sarjana hanya alat. kalau tidak bisa menggunakan dengan benar, maka rusaklah fungsinya.

ingat semua rasa itu. malu, sdih &pusing, smua ,mnjadi 1 rasa yg dihadapi demi sebuah impian, menjadi sarjana.



didunia ini memang ga ada yg sempurna. saat minat km bsar disuatu bdang,tp km trnyta ngk kompeten dibidangnya,tidak akan menghasilkan sesuatu. terus,kalau km punya minat dan kompetensi besar untuk sebuah pekerjaan yg kamu blang impian kamu. apa iy pekerjaan it menjamin kehidupan km secara finansial?

Smua org didunia ini bth uang u/brthan hdp.bth uang u/mraih impian.tp uang bkn satu2nya jlan utk mraih it smuanya 

Perjalanan karir it sbuah jalan panjang yg akan dilewati setiap org. Bukan hny prjalanan dlam menukar waktu menjadi rupiah 

Perjalanan khdupan kita u/meraih impian2 hdup lainnya. Perjalanan tentang menguak makna hdup. Pastikan jalannya menyenangkan 

Uang bukan satu-satunya cara untuk memberi 

Kerja keras dan ketekunan mampu meruntuhkan brbagai kesulitan. Dan, ketulusan mampu mempercepatnya  

Kegagalan it trjadi saat cita-citamu berakhir, ktika hdup sdh tdk lg mbrikan byk plhan utkmu

Formula hidup sukses dan bahagia it sederhana. Fokus u/melakukan hal-hal yg trbaik yg bs kita lakukan di dunia ini

Bkn krja kras,tp krja crdas.Kras xo g ad hslny sia2.tp,krj crdas bkl bkin lo mncpai tjuan yg byk dng bbrp lngkh  

Usaha terbaik selalu ada ganjarannya

Spy kita bljar bt merancang masa dpan.bhwa crdas finansial it adalah sebuah hal yg penting  

Just do something that you love to do, and the money will follow you 

"Seburuk-buruk buta adalah buta hati , Nak ... 

Urusan cinta itu jorok,Dia bs kau temukan dimana saja & kpan saja. Yg utamanya apa kau sdh pntas u/dicintai

Cinta itu memang kebutuhan. Kamu akan dicintai kalau kamu sudah bisa mencintai

you can solve the problem,if you can state it

Cinta itu memberi. Fokusnya pada orang lain,bukan pada diri sendiri .