Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

24 Juni 2013

Gifted Hands




"Kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan dalam hidup ini, asalkan kamu berupaya untuk mengejarnya. Tuhan tidak akan meninggalkan kamu."

reader itulah salah satu kutipan yang paling saya sukai dalam film Gifted Hands. Sebuah film yang sungguh menginspirasi, diangkat dari kisah nyata Ben Carson. Gifted Hands menceritakan tentang seorang anak yang bernama Benjamin dipanggil Ben yang bercita-cita menjadi dokter, Ben berasal dari keluarga kulit hitam yang tinggal di Amerika bersama ibu dan kakaknya yang bernama Curtis, mereka berasal dari keluarga ekonomi yang tidak mampu, semasa di sekolahnya Ben sempat di cap sebagai anak terbodoh di kelasnya karena pada saat kuis tidak ada satupun yang bisa ia jawab, bahkan nilai rapornya berisi huruf F dan D, namun ibunya sempat berkata:

"kamu tidak bodoh, kamu tidak ditakdirkan untuk gagal"

permasalahan Ben sebenarnya bukan karena dia bodoh, tapi bermasalah dalam penglihatannya alias Ben butuh kacamata. Sang ibu pun memiliki keterbatasan dalam hal pengetahuan, ibunya tidak bisa membaca, namun ia menyembunyikan hal terebut dari anak-anaknya karena merasa malu. 



Namun kegigihan sang ibu yang menginginkan anak-anaknya sukses memutuskannya untuk membuat sebuah aturan dengan membatasi jam menonton televisi 2-3 jam saja perminggu dan membatasi progarm Tv yang boleh ditonton serta mewajibkan mereka membaca buku dari perpustakaan. Cara ini ternyata ampuh dan membuat anak-anaknya gemar belajar dan mereka lebih minat menonton tayangan TV yang berbobot seputar pengetahuan umum seperti College Bowl, semacam Who Wants To Be A Millionaire.



Sampai pada akhirnya Ben menjadi murid yang paling pintar di kelas dan menerima sertifikat "murid dengan prestasi akademik tertinggi" , namun ketika menerima penghargaan tersebut, Ben malah sedih dan Ibunya geram oleh perkataan salah seorang guru Ben yang berkata:

 "Benjamin anak berkulit hitam, ia tidak punya ayah dalam hidupnya. Dia datang kepada kita dengan banyak ketidakberuntungan, tidak ada alasan kalian tidak bisa melakukan lebih baik dari dirinya, kalian seharusnya malu."

Akhirnya Ibu Ben memutuskan untuk memindahkan anaknya karena orang berkulit hitam disana selalu diremehkan, namun ketika Ben menempati sekolah barunya ia salah dalam teman pergaulan dan lingkungan pergaulan, ia menjadi seorang anak yang memiliki tempramen yang tinggi, bahkan sempat ingin memukul ibunya dengan kapak, dan nyaris membunuh temannya dengan pisau. Kemudian ia merenungkan sifat nya tersebut dan berjanji untuk menjadi lebih baik lagi.


Setelah merasakan manis pahitnya kehidupan, akhirnya Ben diterima di Salah satu universitas terbaik di Dunia, tepatnya di Yale University, hingga ia menjadi seorang dokter, iya dokter ahli bedah syaraf terkemuka, bahkan disebut sebagai ahli bedah syaraf anak terbaik di dunia. Dia juga adalah dokter bedah pertama di dunia yang berhasil memisahkan bayi kembar siam dempet kepala pada tahun 1987.


Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dengan menonton film ini salah dua-nya nya setiap orang punya "Gifted Hands" di bidangnya masing-masing dan melihat kisah Ben ini,  kesuksesaan itu hanya bisa didapat melalui perjuangan.

0 komentar:

Posting Komentar